Social Icons

Sabtu, 28 Februari 2015

Cara Berfikir Dewasa


Berfikir dewasa itu memang sangat di perlukan dalam kehidupan sosial kita, bahkan dalam sebuah hubungan seperti berpacaran pun juga membutuhkan sebuah pola pikir dewasa. Tapi sebelum kita belajar untuk bagaimana cara berfikir dewasa, alangkah baiknya bila kita coba ulas terlebih dahulu apa yang di maksud dengan dewasa.
Kalau menurut saya yang dimaksud dengan dewasa itu sudah bukan merupakan sebuah proses lagi, tapi memang sudah bisa memahami diri sendiri dan memahami variasi sifat-sifat dari orang lain, selain itu juga bersikap objektif dalam memandang dan juga menilai sesuatu hal, bisa mengambil keputusan yang tepat tanpa harus merugikan orang lain dan bisa menyelesaikan apa yang menjadi masalahnya dengan baik tanpa memberikan dampak sekecil apapun. Dan dari dalam dirinya sendiri juga bisa memberikan sebuah redaman rasa ego sehingga dia bisa menguasai dirinya sendiri.  Bisa menerima suatu hal yang cukup berat dengan hati yang lapang dan bisa memberikan hasil yang sebijaksanan mungkin. Sebenarnya masih ada banyak lagi penjelasannya, tapi dari arti kata diatas Anda sendiri pasti sudah bisa menerima arti kata dari dewasa.

Sebuah kedewasaan itu tidak mengenal usia, derajat, martabat, tahta atau apapun. Kita bisa melihat sebuah kedewasaan dari beberapa hal seperti cara berfikir, cara berbicara, cara bersikap, cara bertingkah laku dan juga cara menempatkan dirinya. Dari kelima unsur tersebut orang bisa belajar menjadi orang yang dewasa, tapi dalam belajar ada juga beberapa hal yang bisa menjadi sebuah hambatan, diantaranya adalah :
Diri sendiri
Diri sendiri yang masih kurang mampu memberikan sebuah niat untuk berubah menjadi dewasa maka akan memberikan dampak yang kurang baik untuk bisa lebih cepat berkembang untuk bisa berfikir dewasa.
Lingkungan dan juga Pergaulan
Lingkungan adalah sebuah hal yang juga sangat memberikan dampak cukup besar untuk perkembangan pola pikir manusia. Katakanlah bila kita bergaul dengan penjual minyak wangi maka pasti akan ikut terkena wanginya dan juga sebaliknya. Oleh karena itu apabila kita terlalu berteman dengan orang yang masih bersikap main-main atau masih terlalu berkanak-kanak’an tanpa diimbangi bergaul dengan orang yang sudah bisa berfikir dewasa maka kita juga akan mendapatkan kesulitan dalam perkembangan pola pikir kita untuk menuju ke kedewasaan.
Keluarga
Dalam hal ini yang menjadi basic atau dasar dari pola pikir manusia adalah keluarga. Cara mendidik orang tua menjadi peran yang paling penting untuk membuat sebuah pola pikir dari anak. Yang pasti ini sudah terlihat umum dan Anda juga pasti sudah tahu akan hal ini.

Anda bisa menilai orang lain adalah seorang yang sudah dewasa apabila orang tersebut sudah memiliki hal seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Tapi apabila masih ada beberapa sikap seperti di bawah ini masih ada di dalam orang tersebut, maka orang tersebut belum bisa di katakan dewasa. Hal itu adalah sebagai berikut:

  • Sifat manja, karena sifat ini memang merupakan sebuah sifat mutlak yang dimiliki oleh anak kecil.
  • Egois dan ingin menang sendiri
  • Sulit untuk menerima kritikan dari orang lain meskipun Anda belum tentu benar
  • Ingin selalu di perhatikan oleh orang lain atau selalu mencari perhatian orang
  • Belum bisa menguasai dirinya sendiri dan masih termakan emosi dan rasa egois
  • Terlalu merendahkan orang lain dan tidak mau tau dengan kekurangan orang lain
  • Terlalu membanggakan akan kelebihan dirinya tanpa sadar tidak melihat kekurangan yang ada pada dirinya


Nah sekarang kita akan belajar untuk menjadi orang dewasa, caranya memang tidak mudah, tapi kita belum tahu hasilnya bila kita belum mencobanya (ditujukan untuk orang yang memang ingin menjadi orang dewasa). Cara yang bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut:

  1. Ciri yang memang paling terlihat terang adalah orang tersebut belum bisa memberikan sebuah keputusan yang terbaik. Keputusan yang baik memang bisa kita dapatkan dari sebuah pengalaman, dan bila kita belum pernah mengalaminya, maka kita sering-sering share dengan orang lain yang sudah punya banyak pengalaman dan orang tersebut sudah terlihat seperti orang dewasa.
  2. Kita belajar dari diri kita sendiri, kita bisa memulai dengan memahami sifat yang ada pada diri kita sendiri. Dengan begitu kita bisa tahu apa kekurangan kita dan juga apa kelebihan yang kita miliki. Setelah kita tahu, kita bisa memperbaikinya. Selain itu kita juga bisa belajar untuk bisa menguasai diri kita dari rasa emosi dan juga ego yang ada pada diri kita. Dan cara yang paling mudah adalah dengan belajar menerima diri sendiri dengan apa adanya, dengan berfikir seperti itu kita akan memiliki perasaan yang lama kelamaan akan sedikit kalem dan akan berdampak pada sifat rendah hati.


Mungkin dari kedua hal tesebut Anda bisa menerima apa yang saya maksutkan. Dan yang terakhir Anda bisa belajar dengan lingkungan dan orang di sekitar Anda. Karena orang lainlah yang bisa menilai bagaimana keadaan Anda. Cobalah bertanya pada diri Anda seberapa penting kedewasaan itu dan sudahkah Anda ingin menjadi orang yang dewasa .... !!! belajarlah dari diri sendiri dan orang lain ...

Cinta yang Menyesatkan



"Orang yang dalam hatinya tumbuh benih-benih cinta akan segera menemui dua hal berikut, kalau tidak sedih ya gembira"

Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi memang itulah kenyataan dari cinta. Siapapun yang jatuh cinta, memiliki cinta, dilanda cinta atau apapun itu namanya maka dia harus siap untuk menghadapi dua hal tersebut.

Kebijaksanaan, kesabaran dan keikhlasanlah yang bisa mengawal cinta menuju jalan yang benar. Tanpa ketiga hal itu cinta cenderung membawa kita menuju jalan yang sesat dan menyesatkan.

Dasarilah cinta atas suatu hal yang benar dan hakiki, sebab dengan dasar itu cinta akan berdiri diatas pondasi yang kokoh dan tidak mudah goyah.

Dan,.. ibarat berenang di samudera, kita harus siap basah kuyup, di ombang-ambingkan gelombang, terpapar matahari atau gigitan dingin yang menusuk tulang bahkan tenggelam ke dasar laut. Bagitu pula cinta.

Banyak cerita indah tentang cinta yang dikabarkan orang, namun sebenarnya lebih banyak lagi cerita duka yang seharusnya di sampaikan. Namun ya itu tadi, seperti menerjang ombak... meskipun berat tetap saja hal itu menyimpan kebanggaan dan keindahan yang tak bisa di lukiskan dengan kata-kata. Namun bagi yang tidak kuat, mudah putus asa, hanya mencari enaknya saja... cinta tak akan pernah memberikan hikmah kepada mereka. Cinta akan menyesatkan hidup mereka.